Minggu, 17 Agustus 2014

PUISI " MENUJU KE LAUT "

" MENUJU KE LAUT "




Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang, tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat :

" Ombak ria berkejar-kejaran
Di gelanggang biru bertepi langit
Pasir rata berulang dikecup
Tebing curam ditantang diserang,
Dalam bergurau bersama angin,
Dalam berlomba bersama mega. "

Sejak itu jiwa gelisah, Selalu berjuang, tiada reda,
Ketenangan lama rasa beku, gunung pelindung rasa penggalang.
Berontak hati hendak bebas, menyerah segala apa mengadang.
Gemuruh berderau kami jatuh, terhempas berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita suara mengerang, dahsyat bahna suara menang.
Keluh dan gelak silih berganti, pekik dan tempik sambut menyambut.

Tetapi betapa sukarnya jalan,
Badan terhempas, kepala tertumbuk, hati hancur, pikiran kusut,
Namun kembali tiadalah ingin, ketenangan lama tiada diratap
.......................................
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang, tiada beriak,
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat

(Puisi Karya : Sultan Takdir Alisyahbana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar